PIALA Dunia Meksiko 1970 pantas boleh disebut sebagai pionir sepak bola modern. Selain munculnya rekor-rekor baru, aturan main baru dan inovasi teknologi, momen ini menandai penampilan terakhir Pele di Piala Dunia.
Piala Dunia kali ini tak pernah disangka mampu sukses, seperti Piala Dunia 1966 Inggris. Pasalnya, ini adalah untuk pertama kalinya Piala Dunia digelar di Amerika Utara. Ini juga pertama kalinya Piala Dunia dihelat di luar Amerika Selatan dan Eropa.
Namun, kekhawatiran itu tak pernah menjadi kenyataan. Penemuan televisi berwarna yang mendahului Piala Dunia 1970 Meksiko, membuat banyak orang sangat menantikan sepak bola. Mereka ingin menyaksikan, untuk pertama kalinya, bagaimana rasanya menyaksikan Piala Dunia dari layar penuh warna.
Sepak bola kemudian mendompleng kemajuan teknologi ini dan memanfaatkan Piala Dunia Meksiko 1970, untuk memperkenalkan aturan baru soal kartu kuning dan kartu merah. Untungnya, pengenalan kartu kuning dan merah tak membuat pemain latah sehingga melakukan pelanggaran yang membuat mereka terusir dari lapangan.
FIFA merasa, sikap pemain yang menjunjung sportivitas itu pantas mendapat penghargaan. Jadilah, Piala Dunia Meksiko 1970 kembali mencatatkan sejarah sebagai ajang pertama di mana FIFA memperkenalkan anugerah fairplay, yang diraih Peru.
Catatan momen penting Piala Dunia Meksiko 1970, akhirnya harus diakhiri dengan menyebut Brasil dan Pele. Brasil yang sukses menuntaskan perjalanan mereka di Meksiko sebagai juara. Itu adalah gelar juara Piala Dunia yang diraih Brasil, setelah Piala Dunia Swedia 1958 dan Piala Dunia Cile 1962. Atas Prestasinya itu, Brasil berhak menyimpan trofi Jules Rimet secara permanen. Trofi ini kemudian hilang dicuri pada 1983.
Bagi Pele, keberhasilan membawa Brasil menjuarai Piala Dunia Meksiko 1970, menjadikan dirinya manusia pertama yang menjuarai Piala Dunia sebanyak tiga kali. Ini juga menjadi penampilan terakhir Pele di Piala Dunia, karena ia memutuskan gantung sepatu dari tim nasional Brasil pada tahun 1971.
kompas.com
Piala Dunia kali ini tak pernah disangka mampu sukses, seperti Piala Dunia 1966 Inggris. Pasalnya, ini adalah untuk pertama kalinya Piala Dunia digelar di Amerika Utara. Ini juga pertama kalinya Piala Dunia dihelat di luar Amerika Selatan dan Eropa.
Namun, kekhawatiran itu tak pernah menjadi kenyataan. Penemuan televisi berwarna yang mendahului Piala Dunia 1970 Meksiko, membuat banyak orang sangat menantikan sepak bola. Mereka ingin menyaksikan, untuk pertama kalinya, bagaimana rasanya menyaksikan Piala Dunia dari layar penuh warna.
Sepak bola kemudian mendompleng kemajuan teknologi ini dan memanfaatkan Piala Dunia Meksiko 1970, untuk memperkenalkan aturan baru soal kartu kuning dan kartu merah. Untungnya, pengenalan kartu kuning dan merah tak membuat pemain latah sehingga melakukan pelanggaran yang membuat mereka terusir dari lapangan.
FIFA merasa, sikap pemain yang menjunjung sportivitas itu pantas mendapat penghargaan. Jadilah, Piala Dunia Meksiko 1970 kembali mencatatkan sejarah sebagai ajang pertama di mana FIFA memperkenalkan anugerah fairplay, yang diraih Peru.
Catatan momen penting Piala Dunia Meksiko 1970, akhirnya harus diakhiri dengan menyebut Brasil dan Pele. Brasil yang sukses menuntaskan perjalanan mereka di Meksiko sebagai juara. Itu adalah gelar juara Piala Dunia yang diraih Brasil, setelah Piala Dunia Swedia 1958 dan Piala Dunia Cile 1962. Atas Prestasinya itu, Brasil berhak menyimpan trofi Jules Rimet secara permanen. Trofi ini kemudian hilang dicuri pada 1983.
Bagi Pele, keberhasilan membawa Brasil menjuarai Piala Dunia Meksiko 1970, menjadikan dirinya manusia pertama yang menjuarai Piala Dunia sebanyak tiga kali. Ini juga menjadi penampilan terakhir Pele di Piala Dunia, karena ia memutuskan gantung sepatu dari tim nasional Brasil pada tahun 1971.
kompas.com