PERANCIS memang terkenal sebagai negara yang mampu melahirkan pemain dan tim yang terbaik. Selain itu, Perancis bisa dibilang yang membidani lahirnya Piala Dunia.
Adalah Jules Rimet yang bertahun-tahun menjadi presiden FIFA merupakan orang berusaha keras untuk memperkenalkan Piala Dunia. Walau Perancis pelopor, taji "Tim Ayam Jantan" tidak cukup tajam pada kompetisi ini. Pada 1938, "Les Blues" dipercaya untuk menggelar ajang ini untuk ketiga kalinya, memiliki kesempatan emas untuk menggondol piala. Namun, Perancis gagal unjuk gigi di rumahnya karena Italia yang menjadi jawara untuk kedua kalinya setelah mengalahkan Hungaria 4-2.
Piala Dunia terus bergulir. Meski begitu, "Les Blues" belum jua menjadi jawara di ajang ini. Mereka baru menorehkan catatan yang cukup baik pada Piala Dunia 1958 di Swedia. Saat itu, mereka berhasil menjadi juara ketiga setelah mengalahkan Jerman Barat 6-3. Mereka gagal menembus final setelah diempaskan Brasil, 2-5, di babak semifinal.
Pada Piala Dunia ini, mereka melahirkan dua penyerang yang sangat andal yaitu, Raymond Kopa dengan julukan "Si Perancang" dan Just Fontaine yang berjuluk "Si Eksekutor". Tiga belas gol yang dicetak Fontaine untuk satu Piala Dunia masuh merupakan rekor hingga saat ini. Selanjutnya, Perancis kembali mencatat sejarah pada Piala Dunia 1986 di Meksiko. Saat itu, mereka kembali meraih perunggu setelah mengalahkan Belgia 4-2.
Pada 1998, Perancis kembali mendapat kehormatan untuk kembali menggelar Piala Dunia ke-16. Kejuaraan kali ini bisa dikatakan Piala Dunia yang cukup ideal. FIFA membuat kebijakan dengan melakukan penambahan delapan tim dari sebelumnya hanya mengikut sertakan 24 negara. Kebijakan ini membuka peluang yang lebih besar kepada negara di benua Afrika dan Asia. Masing grup juga mencerminkan pembagian yang sangat adil. Tiap-tiap grup dihuni oleh dua tim Eropa, satu tim Amerika, dan satu dari Asia atau Afrika. Kebijakan lainnya adalah dua dari 34 tim berhak lolos secara otomatis. Perancis mendapat jatah lolos karena menjadi tuan rumah dan Brasil sebagai juara bertahan.
Menjadi tuan rumah, harapan besar pun langsung membumbung tinggi dari seluruh masyarakat Perancis agar tim nasional kesayangannya bisa menggondol Piala Dunia di rumahnya sendiri. Federasi Sepak Bola Perancis (FFF) langsung menginstruksikan pelatih Aime Jacquet untuk mempersiapkan anak asuhnya dengan sangat matang.
Perancis tergabung bersama Denmark, Afrika Selatan, dan Arab Saudi menghuni Grup C. Dengan dukungan penuh suporter fanatiknya, pasukan yang dikomandani Jacquet berhasil lolos ke babak 16 besar dengan angka sempurna. Bagaimana tidak, Zinedine Zidane dkk berhasil menghancurkan Afrika Selatan 3-0, Saudi Arabia 4-0, dan Denmark 2-1. Denmark pun mendapat jatah tiket setelah berada di peingkat kedua dengan mengumpulkan poin empat.
Brasil dan Norwegia lolos ke babak 16 besar mewakili grup A. Pada laga perdana, Brasil yang berjuluk "Tim Samba" berhasil mengandaskan Skotlandia 2-1. Brasil meraih tiga angka setelah gol bunuh diri yang dilakukan Boyd pada menit ke-73. Di laga kedua, Ronaldo dkk bangkit dengan menggilas Maroko 3-0. Namun, rekor belum pernah kalah tersebut harus dipatahkan Norwegia dengan menudukkan "Tim Samba" 2-1. Meskipun demikian, Brasil berhak lolos bersama Norwegia yang berada di peringkat kedua dengan mengumpulkan enam poin.
Grup B menjadi grup yang sangat ketat. Italia bermain imbang 2-2 melawan Chili pada laga perdana. Di stadion De Toulouse, Kamerun imbang 1-1 melawan Austria. Meskipun demikian, Italia yang menjadi juara tiga kali menujukkan superioritasnya dengan mengalahkan Kamerun 3-0 dan Austria 2-1. Chili berhasil mendapat jatah tiket lolos karena rekor tidak terkalahkan di grup ini.
Dua tim Eropa, Spanyol dan Bulgaria bernasib apes berada di Grup D. Meski menang besar 6-1 atas Bulgaria, "Tim Matador", julukan Spanyol, harus tersingkir karena dikalahkan Nigeria 2-3, dan hanya bermain imbang 0-0 melawan Paraguay. Bulgaria pun tersingkir karena mengalami dua kekalahan dan satu kali imbang. Alhasil, Nigeria dan Paraguay yang berhak menjadi wakil dari grup D.
Belanda dan Meksiko lolos mewakili Grup E dengan menyingkirkan Belgia dan Korea Selatan. "Tim Negeri Kincir Angin" lolos setelah meraih kemenangan besar 5-0 atas Korea Selatan meski pada dua laga sebelumnya Denis Bergkamp dkk hanya memperoleh dua poin saat ditahan imbang Belgia 0-0 dan Meksiko 2-2. Nasib serupa juga dialamai Meksiko. Mereka berhasil mengkandaskan Korea Selatan 3-1 setelah pada dua laga ditahan imbang Belgia dan Belanda dengan skor akhir yang sama 2-2.
Grup F diwakili Jerman dan Yugoslavia. Kedua negara sama-sama mengumpulkan poin tujuh. "Tim Panser", julukan Jerman, berhasil mengalahkan Amerika Serikat dan Iran dengan skor akhir yang sama 2-0. Jerman gagal menjaga trek kemenangan setelah ditahan imbang Yugoslavia 2-2 di Stadion Felix Bollaert.
Dalam duel tersebut, Jerman harus tertinggal terlebih dahulu berkat gol yang dicetak Mijatovic pada menit ke-13 dan Stojkovic pada menit ke-54. Namun, Jerman berhasil mengejar defisit gol setelah Mihajlovic melakukan gol bunuh diri pada menit ke-73 yang kemudian disamakan Jerman melalui gol yang dicetak Bierhoff pada menit ke-80.
Rumania dan Inggris berhasil lolos setelah menyingkirkan Kolombia dan Tunisia di Grup G. Sedangkan, Argentina dan Kroasia lolos setelah menyingkirkan Jamaikan dan Jepang di Grup H.
Jawara Piala Dunia 1966, Inggris harus angkat koper terlebih dahulu setelah dikalahkan Argentina melalui drama adu penalti di putaran kedua. Partai yang digelar di Stadion Geoffroy-Guichard yang dipadati 30.000 penonton berlangsung sengit. Bahkan, dua penalti pun terjadi di babak pertama. Babak kedua yang berakhir 2-2 penuh drama. Gelandang Inggris, David Beckham, diusir wasit Kim Nielsen (Denmark) karena "menendang" Diego Simeone. Bahkan, "The Three Lions
merasa dirugikan karena Nilesen menganulir gol Sol Campbell. Dalam drama adu penalti, Hernan Crespo dan Paul Ince gagal melesakkan bola pada tendangan kedua. "Tim Tanggo", julukan Argentina, berhasil lolos keperempat final setelah Batty gagal menunaikan tugasnya di tendangan terakhir. Namun, Argentina gagal melaju ke semifinal setelah ditundukkan Belanda 2-1 di Stadion Velodrome.
Langkah Jerman melaju ke babak final harus kandas. Krosia berhasil mengahancurkan "Tim Panser" 3-0 di perempat final berkat gol yang diciptakan Jarni, Vlaovic, dan Suker.
Sementara itu, tuan rumah berhasil lolos ke perempat final dengan mengalahkan Paraguay 1-0. Laurent Blanc menjadi pahlawan "Tim Ayam Jantan" dengan mencetak gol pada menit ke-113. Selanjutnya, langkah Perancis mulus dan berhasil lolos ke semifinal setelah mengalahkan Italia dalam drama adu penalti dengan skor akhir 4-3.
Pada babak semifinal, Brasil berhadapan dengan Belanda. Kedua tim tampil dengan kekuatan penuh. Meskipun demikian, hingga turum minum skor kacamata bertahan. Pada babak kedua, kedua tim langsung saling baku serang. Brasil unggul terlebih dahulu berkat gol yang dicetak Ronaldo pada menit ke-46.
Dalam waktu yang tersisa, Brasil menjaga keunggulan hingga laga nomal usai. Namun, penyerang Belanda, Patrick Kluivert menjadi pahlawan bagi timnya setelah mencetak gol pada menit ke-86. Drama adu penalti pun harus digelar setelah kedua tim masih imbang di masa perpanjangan waktu. "Tim Samba" mendapat ke final setelah Philip Cocu dan Frank de Boel gagal mengeksekusi penalti.
Pada partai seminal lainnya, dengan dukungan penuh publik, Perancis berhasil melaju ke final dengan mengalahkan Kroasia 2-1. Tuan rumah nayris gagal melaju ke final setelah penyerang Kroasia, Davor Suker, mencetak gol pada menit ke-46. Beruntung, Perancis mempunyai bek Lilian Thuram. Sepasang gol Thuram pada menit ke-47 dan 69 meng
Pada partai semifinal lainnya, Perancis dibayangi kecemasan. Pasalnya, Kroasia tampil mengejutkan meski baru pertama kali merasakan ketatnya Piala Dunia. Bagaiman tidak, tim besutan Miroslav Blazevic ini berhasil menghancurkan Jerman 3-0 pada perempat final. Meski begitu, dengan dukungan penuh suporter yang memadati Stadion de France, Perancis berusaha tampil semaksimal mungkin.
Namun di awal babak kedua, kecemasan kembali timbul setelah penyerang Kroasia, Davor Suker berhasil mengoyak gawang yang dikawal Fabian Bartez pada menit ke-46. Meski dalam keadaan tertinggal, "Les Blues" tidak patah arang. Mereka berusaha mencetak gol balasan dengan cepat. Alhasil, bek Perancis, Lilian Thuram, membuat 76.000 penonton bersorak-sorai berkat golnya yang dilesakkannya semenit kemudian. Gol ini menjadi "pil perangsang" buat tim tuan rumah. Mereka tampil ngotot menerjang jantung pertahanan Kroasia.
Usaha keras itu pun baru membuahkan hasil pada menit ke-69 berkat gol yang kemabali dicetak Thuram. Skor 2-1 untuk kemenangan Perancis bertahan hingga wasit Jose Garcia (Spanyol) meniup peluit panjang.
Seusai kemenangan di semifinal, pelatih Prancis Aime Jaquet mengatakan,"Tak ada yang bisa menghentikan kami sekarang!"
Ya, Jaquet benar-benar membuktikan omongannya setelah Perancis berhasil menudukkan sang juara bertahan Brasil 3-0. Pada 12 Juli, sekitar 80.000 pendukung "Tim Ayam Jantan" termasuk Presiden Prancis Jaques Chirac, menyaksikan partai final yang digelar di Stadion de France. Dukungan penuh "pemain ke-12" tersebut, Perancis bermain penuh gairah.
Sejak wasit Said Belqola (Maroko) meniup peluit Perancis langsung menggedor pertahanan Brasil dan menciptakan beberapa peluang. Meski demikian, Perancis baru berhasil unggul berkat gol yang dicetak Zidane melalui kepalanya pada menit ke-27. Gol ini membuat semangat Zidane dkk berlapis. Pada masa injury time, Zidane membuat stadion seolah runtuh oleh gemuruh penonton yang bersorak kegirangan. Pada babak kedua, Emmanuel Petit memateraikan kemenangan Perancis dengan gol yang dicetaknya pada masa injury time.
Kemenangan Perancis yang memang sempurna. Mereka untuk pertama kalinya menjadi jawara di turnamen ini. Yang paling membanggakan, Perancis menjadi negara pertama yang tak pernah sepanjang turnamen kalah sejak 1970.
kompas.com
Historia FIFA |1930 |1934 | 1938 | 1950 | 1954 | 1958 | 1962 | 1966 | 1970 | 1974 |1978 | 1982 | 1986 | 1990 | 1994 | 1998 | 2002 | 2006 | 2010 |
.
Adalah Jules Rimet yang bertahun-tahun menjadi presiden FIFA merupakan orang berusaha keras untuk memperkenalkan Piala Dunia. Walau Perancis pelopor, taji "Tim Ayam Jantan" tidak cukup tajam pada kompetisi ini. Pada 1938, "Les Blues" dipercaya untuk menggelar ajang ini untuk ketiga kalinya, memiliki kesempatan emas untuk menggondol piala. Namun, Perancis gagal unjuk gigi di rumahnya karena Italia yang menjadi jawara untuk kedua kalinya setelah mengalahkan Hungaria 4-2.
Piala Dunia terus bergulir. Meski begitu, "Les Blues" belum jua menjadi jawara di ajang ini. Mereka baru menorehkan catatan yang cukup baik pada Piala Dunia 1958 di Swedia. Saat itu, mereka berhasil menjadi juara ketiga setelah mengalahkan Jerman Barat 6-3. Mereka gagal menembus final setelah diempaskan Brasil, 2-5, di babak semifinal.
Pada Piala Dunia ini, mereka melahirkan dua penyerang yang sangat andal yaitu, Raymond Kopa dengan julukan "Si Perancang" dan Just Fontaine yang berjuluk "Si Eksekutor". Tiga belas gol yang dicetak Fontaine untuk satu Piala Dunia masuh merupakan rekor hingga saat ini. Selanjutnya, Perancis kembali mencatat sejarah pada Piala Dunia 1986 di Meksiko. Saat itu, mereka kembali meraih perunggu setelah mengalahkan Belgia 4-2.
Pada 1998, Perancis kembali mendapat kehormatan untuk kembali menggelar Piala Dunia ke-16. Kejuaraan kali ini bisa dikatakan Piala Dunia yang cukup ideal. FIFA membuat kebijakan dengan melakukan penambahan delapan tim dari sebelumnya hanya mengikut sertakan 24 negara. Kebijakan ini membuka peluang yang lebih besar kepada negara di benua Afrika dan Asia. Masing grup juga mencerminkan pembagian yang sangat adil. Tiap-tiap grup dihuni oleh dua tim Eropa, satu tim Amerika, dan satu dari Asia atau Afrika. Kebijakan lainnya adalah dua dari 34 tim berhak lolos secara otomatis. Perancis mendapat jatah lolos karena menjadi tuan rumah dan Brasil sebagai juara bertahan.
Menjadi tuan rumah, harapan besar pun langsung membumbung tinggi dari seluruh masyarakat Perancis agar tim nasional kesayangannya bisa menggondol Piala Dunia di rumahnya sendiri. Federasi Sepak Bola Perancis (FFF) langsung menginstruksikan pelatih Aime Jacquet untuk mempersiapkan anak asuhnya dengan sangat matang.
Perancis tergabung bersama Denmark, Afrika Selatan, dan Arab Saudi menghuni Grup C. Dengan dukungan penuh suporter fanatiknya, pasukan yang dikomandani Jacquet berhasil lolos ke babak 16 besar dengan angka sempurna. Bagaimana tidak, Zinedine Zidane dkk berhasil menghancurkan Afrika Selatan 3-0, Saudi Arabia 4-0, dan Denmark 2-1. Denmark pun mendapat jatah tiket setelah berada di peingkat kedua dengan mengumpulkan poin empat.
Brasil dan Norwegia lolos ke babak 16 besar mewakili grup A. Pada laga perdana, Brasil yang berjuluk "Tim Samba" berhasil mengandaskan Skotlandia 2-1. Brasil meraih tiga angka setelah gol bunuh diri yang dilakukan Boyd pada menit ke-73. Di laga kedua, Ronaldo dkk bangkit dengan menggilas Maroko 3-0. Namun, rekor belum pernah kalah tersebut harus dipatahkan Norwegia dengan menudukkan "Tim Samba" 2-1. Meskipun demikian, Brasil berhak lolos bersama Norwegia yang berada di peringkat kedua dengan mengumpulkan enam poin.
Grup B menjadi grup yang sangat ketat. Italia bermain imbang 2-2 melawan Chili pada laga perdana. Di stadion De Toulouse, Kamerun imbang 1-1 melawan Austria. Meskipun demikian, Italia yang menjadi juara tiga kali menujukkan superioritasnya dengan mengalahkan Kamerun 3-0 dan Austria 2-1. Chili berhasil mendapat jatah tiket lolos karena rekor tidak terkalahkan di grup ini.
Dua tim Eropa, Spanyol dan Bulgaria bernasib apes berada di Grup D. Meski menang besar 6-1 atas Bulgaria, "Tim Matador", julukan Spanyol, harus tersingkir karena dikalahkan Nigeria 2-3, dan hanya bermain imbang 0-0 melawan Paraguay. Bulgaria pun tersingkir karena mengalami dua kekalahan dan satu kali imbang. Alhasil, Nigeria dan Paraguay yang berhak menjadi wakil dari grup D.
Belanda dan Meksiko lolos mewakili Grup E dengan menyingkirkan Belgia dan Korea Selatan. "Tim Negeri Kincir Angin" lolos setelah meraih kemenangan besar 5-0 atas Korea Selatan meski pada dua laga sebelumnya Denis Bergkamp dkk hanya memperoleh dua poin saat ditahan imbang Belgia 0-0 dan Meksiko 2-2. Nasib serupa juga dialamai Meksiko. Mereka berhasil mengkandaskan Korea Selatan 3-1 setelah pada dua laga ditahan imbang Belgia dan Belanda dengan skor akhir yang sama 2-2.
Grup F diwakili Jerman dan Yugoslavia. Kedua negara sama-sama mengumpulkan poin tujuh. "Tim Panser", julukan Jerman, berhasil mengalahkan Amerika Serikat dan Iran dengan skor akhir yang sama 2-0. Jerman gagal menjaga trek kemenangan setelah ditahan imbang Yugoslavia 2-2 di Stadion Felix Bollaert.
Dalam duel tersebut, Jerman harus tertinggal terlebih dahulu berkat gol yang dicetak Mijatovic pada menit ke-13 dan Stojkovic pada menit ke-54. Namun, Jerman berhasil mengejar defisit gol setelah Mihajlovic melakukan gol bunuh diri pada menit ke-73 yang kemudian disamakan Jerman melalui gol yang dicetak Bierhoff pada menit ke-80.
Rumania dan Inggris berhasil lolos setelah menyingkirkan Kolombia dan Tunisia di Grup G. Sedangkan, Argentina dan Kroasia lolos setelah menyingkirkan Jamaikan dan Jepang di Grup H.
Jawara Piala Dunia 1966, Inggris harus angkat koper terlebih dahulu setelah dikalahkan Argentina melalui drama adu penalti di putaran kedua. Partai yang digelar di Stadion Geoffroy-Guichard yang dipadati 30.000 penonton berlangsung sengit. Bahkan, dua penalti pun terjadi di babak pertama. Babak kedua yang berakhir 2-2 penuh drama. Gelandang Inggris, David Beckham, diusir wasit Kim Nielsen (Denmark) karena "menendang" Diego Simeone. Bahkan, "The Three Lions
merasa dirugikan karena Nilesen menganulir gol Sol Campbell. Dalam drama adu penalti, Hernan Crespo dan Paul Ince gagal melesakkan bola pada tendangan kedua. "Tim Tanggo", julukan Argentina, berhasil lolos keperempat final setelah Batty gagal menunaikan tugasnya di tendangan terakhir. Namun, Argentina gagal melaju ke semifinal setelah ditundukkan Belanda 2-1 di Stadion Velodrome.
Langkah Jerman melaju ke babak final harus kandas. Krosia berhasil mengahancurkan "Tim Panser" 3-0 di perempat final berkat gol yang diciptakan Jarni, Vlaovic, dan Suker.
Sementara itu, tuan rumah berhasil lolos ke perempat final dengan mengalahkan Paraguay 1-0. Laurent Blanc menjadi pahlawan "Tim Ayam Jantan" dengan mencetak gol pada menit ke-113. Selanjutnya, langkah Perancis mulus dan berhasil lolos ke semifinal setelah mengalahkan Italia dalam drama adu penalti dengan skor akhir 4-3.
Pada babak semifinal, Brasil berhadapan dengan Belanda. Kedua tim tampil dengan kekuatan penuh. Meskipun demikian, hingga turum minum skor kacamata bertahan. Pada babak kedua, kedua tim langsung saling baku serang. Brasil unggul terlebih dahulu berkat gol yang dicetak Ronaldo pada menit ke-46.
Dalam waktu yang tersisa, Brasil menjaga keunggulan hingga laga nomal usai. Namun, penyerang Belanda, Patrick Kluivert menjadi pahlawan bagi timnya setelah mencetak gol pada menit ke-86. Drama adu penalti pun harus digelar setelah kedua tim masih imbang di masa perpanjangan waktu. "Tim Samba" mendapat ke final setelah Philip Cocu dan Frank de Boel gagal mengeksekusi penalti.
Pada partai seminal lainnya, dengan dukungan penuh publik, Perancis berhasil melaju ke final dengan mengalahkan Kroasia 2-1. Tuan rumah nayris gagal melaju ke final setelah penyerang Kroasia, Davor Suker, mencetak gol pada menit ke-46. Beruntung, Perancis mempunyai bek Lilian Thuram. Sepasang gol Thuram pada menit ke-47 dan 69 meng
Pada partai semifinal lainnya, Perancis dibayangi kecemasan. Pasalnya, Kroasia tampil mengejutkan meski baru pertama kali merasakan ketatnya Piala Dunia. Bagaiman tidak, tim besutan Miroslav Blazevic ini berhasil menghancurkan Jerman 3-0 pada perempat final. Meski begitu, dengan dukungan penuh suporter yang memadati Stadion de France, Perancis berusaha tampil semaksimal mungkin.
Namun di awal babak kedua, kecemasan kembali timbul setelah penyerang Kroasia, Davor Suker berhasil mengoyak gawang yang dikawal Fabian Bartez pada menit ke-46. Meski dalam keadaan tertinggal, "Les Blues" tidak patah arang. Mereka berusaha mencetak gol balasan dengan cepat. Alhasil, bek Perancis, Lilian Thuram, membuat 76.000 penonton bersorak-sorai berkat golnya yang dilesakkannya semenit kemudian. Gol ini menjadi "pil perangsang" buat tim tuan rumah. Mereka tampil ngotot menerjang jantung pertahanan Kroasia.
Usaha keras itu pun baru membuahkan hasil pada menit ke-69 berkat gol yang kemabali dicetak Thuram. Skor 2-1 untuk kemenangan Perancis bertahan hingga wasit Jose Garcia (Spanyol) meniup peluit panjang.
Seusai kemenangan di semifinal, pelatih Prancis Aime Jaquet mengatakan,"Tak ada yang bisa menghentikan kami sekarang!"
Ya, Jaquet benar-benar membuktikan omongannya setelah Perancis berhasil menudukkan sang juara bertahan Brasil 3-0. Pada 12 Juli, sekitar 80.000 pendukung "Tim Ayam Jantan" termasuk Presiden Prancis Jaques Chirac, menyaksikan partai final yang digelar di Stadion de France. Dukungan penuh "pemain ke-12" tersebut, Perancis bermain penuh gairah.
Sejak wasit Said Belqola (Maroko) meniup peluit Perancis langsung menggedor pertahanan Brasil dan menciptakan beberapa peluang. Meski demikian, Perancis baru berhasil unggul berkat gol yang dicetak Zidane melalui kepalanya pada menit ke-27. Gol ini membuat semangat Zidane dkk berlapis. Pada masa injury time, Zidane membuat stadion seolah runtuh oleh gemuruh penonton yang bersorak kegirangan. Pada babak kedua, Emmanuel Petit memateraikan kemenangan Perancis dengan gol yang dicetaknya pada masa injury time.
Kemenangan Perancis yang memang sempurna. Mereka untuk pertama kalinya menjadi jawara di turnamen ini. Yang paling membanggakan, Perancis menjadi negara pertama yang tak pernah sepanjang turnamen kalah sejak 1970.
kompas.com
Historia FIFA |1930 |1934 | 1938 | 1950 | 1954 | 1958 | 1962 | 1966 | 1970 | 1974 |1978 | 1982 | 1986 | 1990 | 1994 | 1998 | 2002 | 2006 | 2010 |
.