JOURNAL FIFA WORLD CUP 2015 - INDONESIA SUPPORTING MEDIA

Saturday 8 February 2014

2006: Kemenangan Italia dan Tandukan Zidane

Piala Dunia 2006, menjadi kali pertama bagi Jerman bersatu sebagai tuan rumah. Jerman yang saat itu masih bernama Jerman Barat pernah menjadi tuan rumah dan sekaligus menjuarainya pada Piala Dunia 1974. Besar harapan publik, Jerman bisa mengulang sukses Piala Dunia 1974. Sayang, harapan tinggal harapan. Tim besutan Jurgen Klinsmann harus puas meraih perunggu setelah mengalahkan Portugal 3-1.

Perhelatan Piala Dunia kali ini, hanya mengalami sedikit perubahan dari Piala Dunia 2002. Juara bertahan, tidak lagi lolos secara otomatis. Selain itu, babak tambahan waktu 2x15 menit tidak menggunakan sistem golden goal.


Empat negara menjalani debut mereka di putaran final, yakini, Republik Ceko, Trinidad-Tobago, Angola, dan Togo. Sayang keempat tim tersebut tersingkir di fase grup. Begitu juga dengan Korea Selatan semifinalis Piala Dunia 2002, juga ikut tersingkir di fase grup.

Bukan sepakbola namanya jika tidak penuh kejutan. Ekuador, Swiss, Australia, dan Ghana secara mengejutkan tembus ke babak 16 besar. Sayang, langkah mereka harus terhenti sampai di situ. Ekuador harus disingkirkan Inggris. Tendangan bebas David Beckham membawa "Three Lions" ke perempat final.

Australia memiliki kesempatan emas untuk mengalahkan Italia Pasalnya, Italia bermain sepuluh orang setelah Marco Materazzi mendapat kartu merah. Namun, pada masa injury time Italia mendapat hadiah penalti setelah Fabio Grosso dijatuhkan di kotak penalti. Francesco Totti sukses mengeksekusinya.

Duel antara Swiss versus Ukraina adalah satu-satunya laga yang membutuhkan drama adu penalti. Ukraina berhasil melaju ke perempat final setelah tidak satu pun pemain Swiss yang berhasil mengeksekusi penalti.

Pertandingan antara Portugal dan Belanda menjadi duel yang paling sengit. Bagaimana tidak, wasit Valentin Ivanov mengeluarkan 16 kartu kuning dan 4 kartu merah. Maniche menjadi pahlawan Portugal berkat gol yang dicetaknya pada menit ke-23.

Brasil bertemu satu-satunya perwakilan Afrika yang bertahan, Ghana. Saat itu, Ghana tampil impresif. Meskipun demikian, Ghana harus mengakui kekuatan sang juara bertahan setelah dikalahkan 0-3.

Jerman, Italia, Portugal, dan Perancis melaju ke semifinal. Jerman berhasil mengalahkan Argentina lewat drama adu penalti. Sama halnya dengan Portugal yang menyingkirkan Inggris.

Perancis berhasil menekuk Brasil 1-0. Tentunya duel ini mengingatkan kita pada partai final Piala Dunia 1998. Saat itu, "Tim Ayam Jantan" juga sukses mengandaskan "Tim Samba" 3-0. Kemudian, Italia mampu membungkam Ukraina 3-0. Luca Toni tampil impresif dengan mencetak sepasang gol.

Untuk pertama kalinya sejak Piala Dunia 1982, babak semifinal diisi tim-tim Eropa. Pada pertandingan pertama, Jerman berhadapan dengan Italia. Dukungan penuh publik tidak membuat Jerman terhindar dari kekalahan. Italia berhasil menggusur "Tim Panser" dengan skor akhir 2-0. Kekalahan Jerman langsung disambut tangis oleh para pendukung setianya. Bahkan, Michael Ballack pun terlihat jelas menitikan air mata seusai laga. Di partai kedua, Zindine Zidane menjadi pahlawan Perancis dengan gol tunggalnya ke gawang Portugal.

Pada partai final, baik Italia maupun Perancis tampil penuh gairah. Namun, Perancis memimpin lebih dulu berkat gol Zinedine Zidane dari titik putih. Italia berhasil mencetak gol balasan pada menit ke-19. Marco Materazzi berhasil memaksimalkan umpan Andrea Pirlo. 


Hasil imbang ini memaksa digelar drama adu penalti. Para algojo tim Italia sukses menjalankan tugasnya. Namun, tidak untuk David Trezeguet. Peraih sepatu emas Piala Eropa 2000 ini gagal menaklukkan Gianluigi Buffon. Alhasil, Italia berhasil mengngkat trofi Piala Dunia untuk empat kalinya.

Selain kemenangan Italia yang cukp menggemparkan setelah mereka puasa selama 24 tahun lamanya, aksi Zidane juga lebih menggemparkan. Bagaimana tidak, tiba-tiba Zidane menanduk dada Materzzi hingga ia jatuh. Zidane pun langsung mendapat hukuman kartu merah. Setelah diusut aksi tandukan Zidane tersebut karena dirinya tersinggung ucapan Materazzi. Saat itu, Materazzi mengejeknya anak haram. 

kompas.com

Historia FIFA |1930 |1934 | 1938 | 1950 | 1954 | 1958 | 1962 | 1966 | 1970 | 1974 |1978 | 1982 | 1986 | 1990 | 1994 | 1998 | 2002 | 20062010 |
.
Comments

Arena Hilights

| All ARENA HILIGHTS Updated, Click Here |